Wednesday, February 4, 2015

Ridah (Islam Risalah Cinta)


Alkisah ada seorang Raja, ia pergi berburu bersama pembantunya. Tanpa diduga, ia mengalami kecelakaan dan satu jarinya putus. Raja pun merasa sedih dan kesal.  Akan tetapi pembantunya meminta sang Raja bersyukur atas kejadian yang menimpanya. Si pembantu berusaha meyakinkan Raja bahwa segala sesuatu yang menimpa kita pasti ada hikmahnya. Mendengar itu, Raja marah dan memerintahkan pengikutnya agar memenjarakan si pembantu. Di lain waktu, sang Raja pergi berburu lagi, kali ini ia pergi sendirian.  Di tengah jalan, ia disergap oleh segerombolan orang. Mereka menangkap sang Raja dan bermaksud mengorbankannya untuk para dewa. Namun, mereka mengurungkan niat tersebut dan melepas sang Raja karena melihat tangannya yang dalam kondisi cacat. Sedangkan mereka berpendapat bahwa persembahan bagi para dewa haruslah manusia yang sempurna tubuhnya. Sepulangnya dari kejadian itu, Raja pun teringat perkataan pembantunya. Dan ia memerintahkan si pembantu dilepaskan dari penjara. Ketika bertemu, raja menyampaikan ucapan terima kasih. Ia berkata, "Masih ada ganjalan di hatiku sehubungan dengan ucapanmu. "Benar ada hikmah dalam kecelakaan yang menyebabkan salah satu jariku terputus. Akan tetapi, apa hikmahnya engkau dipenjarakan?" Si pembantu menjawab, "Kalau Baginda tidak memenjarakan hamba, niscaya hamba-lah yang akan dijadikan korban bagi para dewa. Sikap menerima segala sesuatu sebagai kebaikan yang penuh hikmah inilah yang kita sebut sebagai ridha.
 

No comments:

Post a Comment