Tidak banyak yang menyadari etiket mengunjungi bayi dan ibu yang baru melahirkan. Kadang mereka lupa atau mengabaikan perasaan sang ibu. Perasaan dan kondisi ibu pasca melahirkan biasanya campur aduk, mulai dari nyeri, lelah, kurang tidur, sensitif, dan sebagainya. Selain itu, ia juga masih dalam keadaan belajar membangun kepercayaan diri sebagai ibu baru dan belajar mengenali bayinya. Kedatangan penjenguk yang terlalu banyak membuat waktu istirahat dan waktu berinteraksi sang ibu dengan bayinya menjadi terganggu. Saat seperti inilah keluarga terdekat harus jeli membaca situasi, apakah kondisi sang ibu siap untuk menerima penjenguk. Bila kondisi ibu sedang tidak siap, suami atau keluarga terdekat dapat menemani penjenguk yang sudah terlanjur datang.
Ada beberapa etiket tak tertulis dalam menjenguk yang sebaiknya diperhatikan agar tidak menimbulkan hal-hal tak menyenangkan. Berikut ini lima di antaranya.
- Tunggulah sampai diundang. Seringkali kedatangan tamu yang belum diundang dapat merepotkan atau menambah beban ibu. Sebaiknya kirimkan dulu ucapan selamat via SMS atau messenger. Setelah itu, tunggulah sampai sang ibu sendiri yang menyampaikan undangannya.
- Jangan menjenguk dalam keadaan sakit. Ingatlah bahwa bayi yang baru lahir belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat. Atur jadwal kunjungan berikutnya setelah keadaan membaik. Juga pastikan kebersihan tangan dan pakaian sebelum menyentuh bayi.
- Paham kapan harus mengembalikan bayi pada ibu. Bila bayi mulai menunjukkan tanda-tanda rewel, jangan tunggu sampai ia menangis. Bayi yang menangis membuat situasi ibu semakin sulit. Kepercayaan diri sang ibu juga bisa jatuh bila ia tidak berhasil menenangkan bayinya.
- Pastikan hanya mengatakan hal-hal positif. Pujilah bayi dan ibu dengan tulus, tapi jangan coba-coba memberi nasihat kecuali diminta. Terlalu banyak mitos yang simpang siur di masyarakat dan tak jarang mitos-mitos itu saling bertolak belakang. Hal ini bisa membingungkan sang ibu.
- Jangan hanya fokus pada bayi, namun juga pada ibu. Kebanyakan tamu lebih tertarik pada bayi ketimbang pada ibu. Padahal, sang ibu telah melewati masa panjang kehamilan, dilanjutkan proses melahirkan yang melelahkan dan menyakitkan. Sang ibu berhak mendapatkan empati dari tamu. Tanyakanlah bagaimana perasaannya, dengarkan dengan penuh perhatian, beri saran saat diminta. Hindari mengajukan pertanyaan sensitif seperti "Kapan punya adik lagi? Kapan rencana hamil lagi?" Ketika ibu dan ayah sedang sibuk-sibuknya mengurus bayi yang baru lahir, mendengar pertanyaan seperti itu bisa membuat kesal.
Demikianlah etiket menjenguk bayi dan ibu yang baru melahirkan, dikutip dari Buku Pintar ASI dan Menyusui yang ditulis oleh FB Monika. Ia adalah seorang Konselor Menyusui yang bergabung dalam La Leche League (LLL), organisasi internasional nonprofit pendukung ASI-menyusui dan menjadi leader pertama dan satu-satunya dari Indonesia.
“Buku ini cocok jadi kamus bagi semua pihak yang ingin mengerti dan memahami mengapa ASI merupakan salah satu anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa dan patut untuk diperjuangkan bersama-sama.”
— Ade Novita, Advokat, Konselor ASI pada Klub Peduli ASI (KLASI) - Yayasan Orangtua Peduli
No comments:
Post a Comment